Khutbah kesatu :
Kaum
muslimin jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Alhamdulillah, kita
panjatkan selalu puji syukur kepada Allah swt karena kita masih dapat hidup
dalam kondisi beriman dan sebagai seorang muslim. Dari mimbar jumat ini khatib
mengajak, marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, dengan berusaha
menjalankan semua yang Allah perintahkan dengan hati yang ikhlas dan penuh
ketaatan, serta berupaya sekuat tenaga meninggalkan larangan-larangan Allah
dengan hati yang patuh dan penuh ketundukan.
Hadirin yang
dimuliakan Allah
Orang beriman dalam
beberapa kesempatan dan waktu, hendaklah berhenti sejenak untuk
menghitung-hitung diri dan amal yang telah diperbuatnya pada hari-hari yang
lalu, kemudian memperkuat keinginan untuk memperbaiki dan menambah amal
kebaikannya. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang
beriman, takut kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang
telah disiapkannya untuk hari esok dan takut kepada Allah, karena Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Hasyr: 18)
Sesungguhnya hari-hari
yang berlalu, bulan-bulan yang datang silih berganti, dan tahun-tahun
berakhir kemudian datang tahun yang baru, semuanya berjalan dan berlalu dengan
maksud dan mengandung tujuan yang jelas dari Allah. Allah berfirman:
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ
عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu
mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan
bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-mukminun: 115)
Sesungguhnya
penciptaan ini alam, beserta isinya, beserta manusia yang ada di dalamnya,
serta berlalunya hari yang datang silih berganti bukanlah untuk dilalui dengan
permainan dan kesia-siaan belaka, sebagaimana hari-hari itu dilalui oleh mereka
yang kafir kepada Allah. Bagi orang beriman tentu tidaklah sama, hari-hari yang
mereka lalui ada ketaatan yang dilakukan dan dijalankan.. Dalam ayat yang lain
Allah menegaskan:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأُوْلِي الألْبَابِ
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali-Imran: 190)
Hidup manusia
mempunyai tahapan dan dilalui setapak demi setapak namun pasti, dan orang-orang
di dunia ini akan berangkatan menuju akhirat, dan semua akan mendekat
kepada kematian. Orang yang beruntung adalah yang selalu menghitung dirinya,
maka beruntunglah mereka yang selalu memperbaiki diri dan istiqomah, memohon
ampun kepada Allah dari segala dosa dan salah. Allah
berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً
فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاء فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِّلْعَبِيدِ
“Barangsiapa yang
mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan
barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri;
dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.” (QS. Fushilat: 46)
Hadirin jamaah sholat
jumat yang dimuliakan Allah
Seseorang tidak akan
mencapai tingkat derajat taqwa sehingga ia menghisab dirinya atas apa yang
telah diperbuatnya, tekad apa yang harus dilakukannya dalam semua hal,
lalu kembali kepada Allah dari dosa, dan bertobat dari kukurangannya dalam
melakukan ibadah, karena muhasabah merupakan ciri bagi seorang muslim yang
cerdas.
فَعَن شَدّادِ بنِ أَوسٍ رَضِيَ
اللهُ عَنهُ عَنِ النَّبِيِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ: الكيِّسُ
مَنْ دَانَ نَفسَهَ وعَمِلَ لِما بَعْدَ المَوتِ، والعَاجِزُ مَنِ أَتْبَعَ
نَفسَهُ هَواها وتَمنَّى علَى اللهِ الأَمانِي
Dari Syaddad bin Aus
ra. Rasulullah saw. bersabda: “Orang yang cerdas adalah orang yang selalu
menginstospeksi diri dan beramal untuk kematiannya. Orang yang lemah
adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan saja kepada Allah.”
Sabda Rosulullah ini
menegaskan bahwa seorang yang hanya berangan-angan saja untuk melakukan amal
sholeh dan tetap mengikuti keinginan nafsunya adalah mereka yang lemah, lemah
karena dikalahkan oleh syahwat. Memang pada dasarnya setiap orang akan dan
pernah melakukan kesalahan, berbuat dosa dan maksiat, namun dengan demikian
kesadaran dari kekhilafan itulah yang akan membuat seseorang menjadi seorang
mukmin yang baik tatkala ia melakukan taubat dngan sebenar-benarnya. Rosulullah
bersabda:
كُلُّ بَنِي آدمَ خَطاءٌ، وخَيْرُ
الخَطَّائينَ التَّوابونَ
Rasulullah saw.
bersabda: “ Semua anak-anak Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik
oang yang salah adalah yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah dan Darimi)
Hendaklah
seseorang segera bertobat dari kesalahannya, meminta ampunan dan berusaha
lari meninggalkan dosa dan siksa akhirat ketika masih ada kesempatan
ketika hidup di dunia, karena jika tidak berusaha untuk lari dari siksa
semenjak di dunia, maka ia tidak akan dapat lagi lari dari siksa di akhirat
kelak, tak akan ada peluang dan jalan lagi untuk lari dari azab Allah,
setiap anggota badannya akan dibelenggu dan bersaksi kepada Allah, Allah
swt. berfirman:
حَتَّى إِذَا مَا جَاءُوهَا شَهِدَ
عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ،
وَقَالُواْ لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدتُّمْ عَلَيْنَا قَالُواْ أَنطَقَنَا اللَّهُ
الَّذِى أَنطَقَ كُلَّ شيء
Sehingga apabila
mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi
saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka
berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap
kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu
pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang
menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu
dikembalikan." (QS. Fushilat: 20-21)
Hadirin siding sholat
jumat yang berbahagia
Bahkan bumipun
akan menceritakan setiap kejadian yang ada di dalamnya. Dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Abu hurairah bahwa Rosulullah suatu ketika membaca
firman Allah:
يَوْمَئِذٍ تُحَدّثُ أَخْبَارَهَا
“Pada hari itu bumi
menceritakan beritanya.” (QS. Surat Al-Zilzalah: 4)
Para sahabatnya
radhiyallahu ‘anhum bertanya”, wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan
menceritakan setiap kejadiannya? Rosulullah menjawab: “
أَنْ تَشْهَدَ علَى كُلِّ عَبْدٍ أَو
أَمَةٍ بِما عَمِلَ علَى ظَهْرِها، تَقولُ: عَمِلْتَ كَذا وكَذا، فِي يَوْمِ كَذا
وكَذا
“Akan bersaksi setiap
hamba atau setiap umat terhadap apa yang telah dilakukannya di atas
punggungnya, lalu berkata: ia melakukan ini dan itu pada hari ini dan hari
itu.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Hibban)
Khalifah Umar bin
Al-Khattab ra pernah mengucapkan kalimat yang sangat populer untuk
menjadi renungan bersama:
حَاسِبوا أَنفُسَكُم قَبْلَ أَنْ
تُحاسَبوا، وزِنوها قَبْلَ أَنْ توزَنوا، وتأَهبوا لِلعَرْضِ الأَكبَرِ علَى اللهِ
“Hitunglah dirimu sebelum
dihitung, dan timbanglah amalmu sebelum ditimbang, dan bersiaplah untuk
dihadapkan kepada Allah pada hari penghadapan yang besar.” Sebagaimana firman
Allah:
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لاَ تَخْفَى
مِنكُمْ خَافِيَةٌ
“Pada hari itu kamu
dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi
(bagi Allah)”. (QS. Al-Haaqoh: 18)
Kaum Muslimin Jamaah
Sholat Jumat yang berbahagia
Oleh sebab itu pada
kesempatan jumat kali ini, di saat kita telah berada di penghujung tahun
1430 H dan di akhir tahun 2009 M ini, minimal ada tiga hal yang perlu menjadi
renungan kita. Agar hari-hari yang telah berlalu dan hari-hari yang akan datang
pada tahun yang baru akan membuat kita sadar bahwa sesungguhnya setiap jiwa
tidak dibiarkan saja hidup semaunya, hidup yang dilalui akan dipintai
pertanggungan jawab di akhirat kelak.
Hal pertama, yang
harus menjadi perhatian dan dihitung oleh setiap orang beriman dari dirinya
adalah: Apa yang telah ia lakukan untuk dirinya dari amal sholeh pada tahun
ini? Apakah ia termasuk orang yang dapat berbahagia, karena telah mengisinya
dengan ketaatan di setiap hari-harinya, bulan-bulannya, pada setiap moment
ibadah pada tahun lalu dari ibadah sholat, inadah puasa, menunaikan kewajiban
zakat, ibadah haji dan kurbannya dengan sungguh-sungguh dan penuh ketaqwaan?
Atau bersedih dan menangislah bagi yang teramat banyak melalaikan kenikmatan
tahun yang berlalu ini dengan kemaksiatan, kedurhakaan, bahkan tidak
mengindahkan syariat-syariat Allah dengan penuh rasa takut kepada-Nya. Allah
berfirman:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا، فَأَلْهَمَهَا
فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا، قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا، وَقَدْ خَابَ مَن
دَسَّاهَا
“dan jiwa serta
penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan
jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams:
7-10)
Hadirin yang
berbahagia
Hal kedua perlu
menjadi bahan renungan kita, adalah keluarga dan rumah kita. Setiap orang
hendaklah bertanya kepada dirinya masing-masing? Apakah yang telah ia berikan
untuk keluarganya? Sudahkah cahaya iman ia bawa masuk ke dalam rumahnya dengan
bersama-sama keluarga menuju ketaatan kepada Allah? Karena hendaklah setiap
rumah seorang muslim menjadi titik tolak kebaikan bagi dirinya dan keluarganya.
Jika rumahnya hampa dari siraman ayat-ayat Al-Quran, bahkan tidak pernah
diperdengarkan Al-Quran selama satu tahun yang lalu, maka sangat wajarlah
jikalau merasakan rumah itu laksana kuburan yang tidak ada ketenangan di
dalamnya, bahkan dihantui oleh rasa takut dan was-was. Rosulullah bersabda:
عن عبد الرحمن بن سابط
قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم البيت الذي يقرأ فيه القرآن يكثر خيره
ويوسع على أهله ويحضره الملائكة ويهجره الشياطين وإن البيت الذي لا يقرا فيه يضيق
على أهله ويقل خيره ويهجره الملائكة ويحضره الشياطين .
Dari Abdurrahman bin
Sabith, Rosulullah besabda: “Rumah yang dibacakan di dalamnya Al-Quran akan
anyak kebaikannya, diluaskan bagi penghuninya, dihadiri oleh malaikat dan setan
pergi darinya. Dan rumah yang tidak dibacakan di dalamnya Al-Quran, maka akan
merasa sempitlah penghuninya, sedikit kebaikan di dalamnya, malaikat pergi
darinya dan dihuni oleh setan. (HR. Abdul Razak dan Dailami)
Hal ketiga yang perlu
kita hitung-hitung dan instospeksi adalah hak tetangga dan masyarakat dan
kewajiban kita kepada mereka. Apakah kita sudah menyampaikan amanat yang
diembankan kepada kita dengan baik, ataukah kita khianati amanat
tersebut? Sudahkah hak-hak bertetangga dan bermasyarakat kita tunaikan dengan
baik? Jika belum bermohonlah ampunan kepada Allah atas setiap kelemahan kita
dalam menjalankan kewajiban terhadap sesame hamba beriman. Sabda Rosulullah
berikut cukuplah menjadi acuan kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ : إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا
اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ
وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ.
Dari Abu Hurairah ra. Rosulullah saw bersabda: Hak muslim atas muslim yang
lain ada enam. Sahabat bertanya, apakah itu Ya Rosulullah? Rosul menjawab:
Apabila bertemu ucapkanlah salam, apabila ia mengundangmu maka penuhilah,
apabila meminta nasehat kepadamu, nasehatilah, apabila sakit jenguklah dan
apabila meninggal dunia hantarlah jenazahnya. ( HR. Muslim)
Kehidupan individual saat ini yang cenderung membuat satu sama lain tidak
saling kenal bahkan menaruh curiga, hal ini sangat bertolak belakang dan jauh
dari nilai-nilai mulia agama islam. Sehingga terlihat kehidupan ukhuwah
islamiyah terasa hambar dan mulai memudar.
Semoga khutbah singkat ini menjadi sedikit renungan kita di akhir tahun
untuk menapaki tahun baru 1431 H dan tahun 2010 M dengan lebih baik. Menanamkan
keinginan kuat dalam dada untuk menjadi seorang hamba yang taat kepada
Allah,dapat membawa dan memberikan kebaikan bagi keluarga dan masyarakat. Amiin
ya rabbal alamiin.
أقُولُ قَوْلي هَذَا وَأسْتغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لي وَلَكُمْ، فَاسْتغْفِرُوهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنهُ هُوَ
الغَفُورُ الرَّحِيمُ، وَادْعُوهُ يَسْتجِبْ لَكُمْ
إِنهُ هُوَ البَرُّ الكَرِيْمُ.
.
Khutbah kedua
Khutbah kedua
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ
العَالَمِيْنَ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى
الظَّالِمِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ الأَنبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ،
وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ،
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقوا اللهَ وأَصلِحوا أَمْرَ دِينِكم ومعَاشِكم، وتَفكَّروا
فِي مَصِيرِكم ومَآلِكم. هَذَا وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى إِمَامِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَقَائِدِ
الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ، فَقَدْ أَمَرَكُمُ اللهُ تَعَالَى بِالصَّلاَةِ
وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ فِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ حَيْثُ قَالَ عَزَّ قَائِلاً
عَلِيْماً: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا
إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا
إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ
عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ،
وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ
جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ
تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا
مَحْرُوْماً.اللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَاناً صَادِقاً
ذَاكِراً، وَقَلْباً خَاشِعاً مُنِيْباً، وَعَمَلاً صَالِحاً زَاكِياً، وَعِلْماً
نَافِعاً رَافِعاً، وَإِيْمَاناً رَاسِخاً ثَابِتاً، وَيَقِيْناً صَادِقاً
خَالِصاً، وَرِزْقاً حَلاَلاً طَيِّباً وَاسِعاً، يَا ذَا الْجَلاَلِ
وَالإِكْرَامِ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ
الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجمع
كلمتهم عَلَى الحق، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظالمين، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ
لِعَبادك أجمعين. اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ
سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ
العَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ
الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ
بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَار.ِ اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ
بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا
في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. رَبَّنَا آتِنَا في
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا لا تُزِغْ
قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً،
إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
الخَاسِرِيْنَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
عِبَادَ اللهِ .. إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar