Khutbah Kesatu:
الْـحَمْدُ لِلهِ الَّذِي خَلَقَ كُلَّ شَيْء فَقَدَّرَهُ تَقْدِيْرًا وَأَتْقَنَ مَا شَرَعَهُ وَصَنَعَهُ حِكْمَةً وَتَدْبِيْرًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَكَانَ اللّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَرْسَلَهُ إِلَى الْـخَلْقِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا وَدَاعِيًا إِلَى اللهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا.
أمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا النَّاسُ اتّقُوْا رَبَّكُمْ واعْلَمُوْا مَا لِلهِ مِنَ الْـحِكْمَةِ الْبَالِغَةِ فِيْ تَعَاقُبِ الشُّهُوْرِ وَالأَعْوَامِ.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah l yang menciptakan segala
sesuatu dan menetapkan ketentuan atas seluruh makhluk-Nya. Dialah satu-satunya
yang menguasai serta mengatur seluruh alam. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada Rasulullah n, keluarganya, para sahabatnya dan
orang-orang yang mengikuti jejaknya hingga akhir zaman.
Saudara-saudaraku yang semoga dirahmati Allah l,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah l kapan
dan di manapun kita berada. Karena dengan bertakwalah seseorang akan
mendapatkan pertolongan-Nya untuk bisa menghadapi berbagai problema dan
kesulitan yang menghadangnya. Begitu pula, marilah kita senantiasa merenungkan
betapa cepatnya waktu berjalan serta mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian
yang kita saksikan.
Hadirin yang semoga dirahmati Allahl,
Bulan demi bulan telah berlalu dan tanpa
terasa kita telah berada di pengujung tahun hijriyah. Tidak
lama lagi tahun yang lama akan berlalu dan akan datang tahun yang baru. Hal ini menunjukkan semakin berkurangnya waktu hidup
kita di dunia dan mengingatkan semakin dekatnya ajal kita. Maka sungguh aneh
ketika didapatkan ada sebagian orang yang justru bersenang-senang dengan
berfoya-foya dalam menyambut
tahun baru. Seakan-akan dia tidak ingat bahwa dengan
bertambahnya hari maka bertambah dekat pula saat kematiannya. Di sisi lain,
perayaan tahun baru tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah n dan para
sahabatnya. Bahkan hal itu justru merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh
orang-orang orang kafir. Karena mereka sebagaimana disebutkan oleh Allah l
adalah orang-orang yang tertipu dengan kehidupan dunia sehingga yang mereka bangga-banggakan
adalah kemewahan dunianya. Allah l telah menyebutkan tentang mereka di dalam
firman-Nya:
“Dan mereka (orang-orang kafir)
berbangga-bangga dengan kehidupan dunianya, padahal tidaklah kehidupan dunia
itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, kecuali hanyalah kesenangan (yang
sedikit).” (Ar-Ra’d: 26)
Ayat-ayat yang semisal ini banyak disebutkan dalam
Al-Qur’an. Mengingatkan kita untuk tidak mengikuti akhlak orang-orang kafir
yang membangga-banggakan dunia. Yang demikian ini karena sifat membangga-banggakan
dunia akan menyeret pelakunya pada kesombongan dan melalaikannya dari mengingat
kematian dan beramal untuk akhiratnya. Oleh karena itu wajib bagi kaum muslimin
untuk meninggalkan kebiasaan mereka dalam merayakan tahun baru hijriyah, karena
acara tersebut bukan termasuk ajaran Islam. Bahkan merupakan kebiasaan
orang-orang kafir.
Saudara-saudaraku yang semoga dirahmati Allah l,
Adapun yang semestinya dilakukan oleh seorang muslim
terlebih di akhir tahun ini adalah berupaya untuk melakukan interopeksi diri.
Selanjutnya bertaubat kepada Allah l atas seluruh kesalahan yang telah
dilakukannya serta memohon ampun atas kekurangannya dalam menjalankan ketaatan
kepada-Nya. Di samping itu juga memohon pertolongan kepada-Nya untuk bisa
istiqamah dan senantiasa bertambah ilmu dan amal shalihnya. Begitu pula
berusaha agar hari yang akan datang senantiasa lebih baik dari yang sebelumnya,
sehingga hidupnya lebih baik dari kematiannya.
Hadirin rahimakumullah,
Ketahuilah bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat
berharga bagi seorang muslim. Bahkan lebih berharga dari harta dunia yang
dimilikinya. Karena harta apabila hilang maka masih bisa untuk dicari.
Sementara waktu apabila telah berlalu tidak mungkin untuk kembali lagi.
Sehingga tidak ada yang tersisa dari waktu yang telah lewat kecuali apa yang
telah dicatat oleh malaikat. Maka sungguh betapa ruginya orang yang tidak
memanfaatkan waktunya apalagi jika dipenuhi dengan kemaksiatan kepada Rabb-nya.
Meskipun kehidupannya serba tercukupi dan serba ada, namun apalah artinya kalau
seandainya berakhir dengan menerima siksaan api neraka. Allah l berfirman:
“Maka tentunya engkau tahu, jika Kami berikan kepada
mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun. Kemudian datang kepada mereka azab yang
telah diancamkan kepada mereka niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang
mereka selalu menikmatinya.” (Asy-Syu’ara: 205-207)
Hadirin rahimakumullah,
Selanjutnya perlu diketahui pula, bahwasanya tidak
disyariatkan bagi kaum muslimin untuk berdoa dengan doa khusus yang dikenal
oleh sebagian orang dengan
istilah doa akhir tahun dan doa awal tahun. Karena hal ini tidak pernah dicontohkan pula oleh suri
tauladan kita Rasulullah n dan para sahabatnya. Sehingga tidak boleh bagi kita
untuk mengamalkannya. Karena kita harus mengingat bahwa sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Rasulullah n dan sejelek-jelek amalan adalah yang menyelisihi
petunjuknya.
Akhirnya, mudah-mudahan Allah l menjadikan tahun yang
akan datang dan tahun-tahun berikutnya menjadi tahun yang penuh dengan keamanan
dan kesejahteraan. Mudah-mudahan kaum muslimin baik masyarakatnya maupun para
pemimpin bangsanya dimudahkan untuk semakin memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah
dengan pemahaman para sahabat dan para ulama yang mengikuti jalannya serta
dalam mengamalkan keduanya.
Walhamdulillahi rabbil ’alamin.
Khutbah Kedua:
الْـحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَـمِيْنَ أَمَرَنَا بِاتِّبَاعِ صِرَاطِهِ الْـمُسْتَقِيْمِ وَنَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ سُبُلِ أَصْحَابِ الْجَحِيْمِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْـمَلِكُ الْبَرُّ الرَّحِيْمُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَلَّغَ اْلبَلاَغَ الْـمُبِيْنَ، وَقَالَ: عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ تَلَقَّوْا عَنْهُ الدِّيْنَ وَبَلَّغُوْهُ لِلْمُسْلِمِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Ketahuilah bahwa kemuliaan itu akan diraih manakala
kaum muslimin bersungguh-sungguh dalam mengikuti agamanya. Namun ketika kaum
muslimin lebih suka untuk mengikuti apa-apa yang bukan dari ajaran agamanya
maka kehinaanlah yang akan menimpanya. Oleh karena itulah sejak masa
pemerintahan Amiril Mukminin ‘Umar ibn Al-Khaththab z ditetapkan penanggalan
yang diberlakukan untuk urusan kaum muslimin. Beliau menetapkan peristiwa
hijrahnya Nabi n sebagai permulaan penanggalan
Islam dan menjadikan bulan Muharram sebagai bulan yang pertama dalam penanggalan
tersebut setelah bermusyawarah dengan para sahabat yang masih hidup di masanya.
Sejak saat itu hingga masa-masa berikutnya, para
salafush shalih menjadikannya sebagai penanggalan dalam seluruh urusannya dan
meninggalkan untuk menggunakan penanggalan-penanggalan orang-orang kafir yang
ada pada waktu itu. Oleh karena itu, sudah seharusnya pula bagi kita untuk
mengikuti mereka dalam menggunakan penanggalan tersebut. Cukuplah bagi kita
untuk mengikuti petunjuk Rasulullah n dalam menetapkan jumlah hari dalam setiap
bulannya. Begitu pula sudah mencukupi bagi kita untuk mengikuti apa yang telah
ditetapkan oleh Allah l dalam menetapkan jumlah bulan dalam satu tahun dan
mengikuti istilah yang ditetapkan dalam menggunakan nama bulan. Allah l
berfirman:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi
Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan
langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram, itulah (ketetapan) agama yang
lurus.” (At-Taubah: 36)
Empat bulan haram yang disebutkan dalam ayat tersebut
ada tiga bulan yang berurutan, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram serta
ada satu bulan yang bersendirian yaitu bulan Rajab yang berada di antara Jumadi
Ats-Tsani dan Sya’ban.
Hadirin rahimakumullah,
Oleh karena itu marilah kita berusaha untuk menjadikan
kalender Islam sebagai alat untuk memperhitungkan kegiatan-kegiatan kita.
Janganlah kita bermudah-mudah dalam masalah ini dan janganlah kita menyangka
bahwa permasalahan ini adalah permasalahan yang semata-mata berkaitan dengan
kebiasaan. Ingatlah bahwa di balik penggunaan penanggalan Islam ada usaha
menampakkan syiar-syiar Islam. Begitu pula sebaliknya, di balik penggunaan
penanggalan orang-orang kafir ada usaha menampakkan syiar-syiar agama mereka yang
batil dan tidak diridhai oleh Allah l.
Wallahu a’lamu bish-shawab.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، اللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْـمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْـمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ
الْـمُوَحِّدِينَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْـمُسْلِمينَ في كُلِّ مَكَانٍ وَالْـحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar