Translate

Kamis, 16 Mei 2013

Memakmurkan Masjid.



pengajian 2 bulanan 

dilaksanakan tanggal 12 Mei 2013 pkl. 19.30 wib

 Dewasa ini, semakin banyak masjid di bangun. Suatu hal yang patut kita syukuri dan kita banggakan. Namun di sisi lain, kita patut miris karena banyak masjid yang hanya difungsikan sebagai tempat shalat fardhu, itupun sepi dari jama'ah. Marilah kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah Azza wa Jalla. Taqwa yang juga menjadi wujud syukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah dianugerahkanNya kepada kita. Nikmat Iman, nikmat Islam, juga nikmat kesehatan. Menjadi penduduk Indonesia, sebuah negeri muslim terbesar, juga merupakan nikmat yang perlu kita syukuri. Di negeri ini, kita sebagai muslim bisa beribadah dengan mudah. Terutama kita yang hidup di Jawa, masjid ada di mana-mana. Kesempatan untuk beribadah senantiasa terbuka. Sungguh patut kita syukuri. Cobalah jika kita hidup di negeri yang muslimnya masih minoritas. Kita mungkin akan merasakan kesulitan yang luar biasa untuk hanya melaksanakan shalat Jum'at, apalagi shalat lima waktu berjama'ah. Patut kita syukuri bahwa di Indonesia terdapat sangat banyak masjid. Di tahun 2010 saja, jumlah masjid di Indonesia mencapai 800.000 masjid. Departemen Agama mentargetkan 100.000 masjid lagi di tahun 2011 ini. Jika target itu tercapai, maka sampai akhir 2011 terdapat 900.000 masjid di Indonesia. Sebuah angka yang cukup fantastis sekaligus membuat miris. Mengapa miris? Karena ternyata banyak masjid yang tidak makmur. Masjid hanya digunakan sebagai tempat shalat fardhu, itupun sepi dari jama'ah. Perhatikanlah masjid kita ini. Saat shalat Jum'at memang terlihat ramai, bahkan mungkin tidak muat. Tapi bagaimana dengan shalat Isya' apalagi Subuh?
Maka tugas kita hari ini bukan hanya memperbagus fisik masjid. Apalagi membangun masjid baru yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari masjid yang telah ada. Tugas kita adalah memakmurkan masjid. Kata “memakmurkan” berasal dari kata dasar "makmur". Kata itu merupakan serapan dari bahasa Arab ( عَمَرَيَعْمُرُ -عِمَارَةً ) yang memiliki banyak arti. Diantaranya adalah: membangun, memperbaiki, mendiami, menetapi, mengisi, menghidupkan, mengabdi, menghormati dan memelihara. Kata itu dipakai oleh Allah dalam firman-Nya yang juga menunjukkan keutamaan pemakmur masjid : “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. At-Taubah : 18)

Dengan demikian, arti "memakmurkan masjid” adalah membangun, mendirikan dan memelihara masjid, menghormati dan menjaganya agar bersih dan suci, serta mengisi dan menghidupkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT.
Sejarah mencatat sedikitnya ada sepuluh fungsi dan peran masjid pada masa Rasulullah SAW, khususnya masjid nabawi, yaitu sebagai berikut :
1. Tempat ibadah (shalat, dzikir)
2. Tempat syuro (musyawarah) dan konsultasi
3. Tempat pendidikan
4. Tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya
5. Tempat pengobatan para korban perang
6. Tempat pengadilan dan mendamaikan sengketa
7. Tempat santunan sosial
8. Aula dan tempat menerima tamu
9. Tempat menahan tawanan
10. Pusat penerangan dan informasi serta pembelaan agama
Berkaca dari definisi memakmurkan masjid dan sejarah Nabi, maka setiap bentuk ketaatan kepada Allah bisa digolongkan sebagai usaha memakmurkan masjid. Diantaranya adalah :
Pertama, mendirikan dan membangun masjid
Membangun masjid adalah amal pertama memakmurkan masjid. Karena tanpa adanya masjid, bagaimana mungkin kita dapat memakmurkannya?
Barangsiapa membangun masjid –karena mengharap wajah Allah- maka Allah akan membangunkan untuknya yang semisalnya di surga”. (HR. Al-Bukhari)
Memperbaiki masjid, atau dalam istilahnya peningkatan masjid, juga termasuk upaya memakmurkan yang akan diganjar Allah dengan dibangunkan rumah oleh Allah di surga. Asalkan ikhlas.
“Barangsiapa membangun sebuah masjid karena Allah walau seukuran sarang burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di dalam syurga.” (HR. Ibnu Majah)

Kedua, membersihkan dan mensucikan masjid, serta memberinya wewangian.
Dari Aisyah, ia berkata, "Rasulullah memerintahkan untuk membangun masjid-masjid di perkampungan-perkampungan, (lalu) dibersihkan dan diberi wewangian." (HR. Abu Daud)

Ketiga, mendirikan shalat jama'ah di masjid
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“Shalat jama'ah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian” (HR. Muslim)

Keempat, memperbanyak dzikrullah dan tilawah Qur'an di masjid
Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhya masjid-masjid ini tidak pantas digunakan untuk tempat kencing dan berak, tetapi hanyasanya ia (dibangun) untuk dzikrullah, shalat dan membaca al-Qur’an”. (HR. Muslim)

Kelima, memakmurkan masjid dengan taklim, halaqah, dan majlis ilmu lainnya
Rasulullah SAW bersabda,
…dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), untuk membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya di antara mereka melainkan akan turun ketentraman kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, para malaikat menaungi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat di sisi-Nya… (HR. Muslim)

Demikian lima diantara bentuk memakmurkan masjid, semoga Allah SWT memudahkan kita menjadi hamba-hambaNya yang memakmurkan masjidNya.
Dari uraian pada khutbah pertama mengenai definisi hingga bentuk memakmurkan masjid berikut keutamaannya itu, kita termotivasi untuk memakmurkan masjid yang secara otomatis juga membuat kita lebih dekat kepada masjid; hati kita lebih terpaut kepada masjid. Kita berdoa kepada Allah agar dijadikan pemakmur masjid dan pecinta masjid, sebab masjid adalah tempat yang paling dicintai Allah SWT, sebagaimana sabda NabiNya :
“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya”  (HR. Muslim).
Pesan terakhir untuk memakmurkan mesjid adalah agar para jamaah membawa seorang jamaah baru setiap saat, kalau pengajian 2 bulan sekali maka jamaah yang ada apabila ada pengajian berikutnya agar membawa satu jamaah................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar