Translate

Jumat, 24 Mei 2013

Kita Selalu Bersyukur Kepada Allah



Khutbah Pertama

Jamaah Sholat Jum’at Mesjid Al Muhajirin yang di Rahmati Allah swt.
Marilah kita meningkatkan taqwa dan rasa syukur kita kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala , agar hidup kita bisa tenang, tenteram, dan bahagia lahir – batin. Karena dengan hati yang “syukur”, hati menjadi tenang, tidak tamak, dan tidak serakah, sehingga hidup kita diliputi ketenangan, tidak diperbudak oleh harta dunia dan hawa nafsu.

Jamaah Sholat Jum’at Mesjid Al Muhajirin yang di Rahmati Allah swt.
Syukur adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah, yaitu ibadah yang bersifat qalbiyah (hati). Sebab syukur adalah perintah Allah. Banyak ayat al-Qur’an yang memerintahkan dan mewajibkan kita untuk selalu mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Dan buah dari syukur itu luar biasa, diantaranya adalah ditambahinya nikmat oleh Allah Subhanaahu wa Ta`ala .

Salah satu ayat yang sangat populer karena seringnya kita ucapkan dan kita dengar adalah:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memberitahukan, jika kalian bersyukur niscaya Aku akan tambah (nikmat itu) bagi kalian, dan jika kalian kufur, maka sesungguhnya siksa Ku amat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Dalam ayat ini Allah Subhanaahu wa Ta`ala menjadikan tambahan (nikmat) bergantung kepada kesyukuran. Ibnu Abu Dunya meriwayatkan, kepada seorang laki-laki dari Hamadzan Ali bin Abi Thalib Rodiallohu `anhu berkata, "Sesungguhnya nikmat itu berhubungan dengan syukur. Sedangkan syukur berkaitan dengan mazid (penambahan nikmat). Keduanya tidak bisa dipisahkan. Maka mazid dari Allah tidak akan terputus sampai terputusnya syukur dari hamba."

Ternyata ayat tadi begitu agung maknanya, mudah kita ucapkan, tetapi sulit kita amalkan. Di ayat lain Allah Subhanaahu wa Ta`ala  berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?!” (QS. Fathir: 3)

Dalam ayat tersebut, Allah menyuruh umat manusia untuk merenung dan memperhatikan betapa banyak nikmat Allah untuk manusia, baik yang berada di langit maupun yang berada di bumi. Di mana nikmat-nikmat Allah itu kalau mau kita hitung semuanya, niscaya tidak akan mampu menghitungnya. Dan semua itu diberikan untuk kepentingan umat manusia.
Oleh karena itu, tidak layak bagi manusia untuk tidak menyembah Allah, dan tidak layak pula menyekutukan-Nya. Karena hanya Allah-lah yang mampu memberi rezki.

Jamaah Sholat Jum’at Mesjid Al Muhajirin yang di Rahmati Allah swt.
Setiap kali Allah menuntut manusia untuk menyembah-Nya, Allah selalu mengingatkan dengan “Rububiyah”-Nya, seperti firman-Nya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 21)
  • Ketika Allah menyuruh manusia untuk menyembah-Nya, Ia mengingatkan manusia akan kejadian dirinya. (sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu)
  • Ketika Ia memerintahkan manusia supaya bersyukur, maka manusia diingatkan kepada Yang memberi rezki.

Allah berfirman:
إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِتُرْجَعُونَ

“Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu, tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah (cari) rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut: 17)

Padaawal ayat ini menceritakan umat Nabi Ibrahim u yang tidak mau menyembah Allah, bahkan mereka menyembah patung-patung yang mereka buat sendiri. Allah menjelaskan bahwa patung-patung atau lainnya yang mereka sembah selain diri-Nya, tidak dapat berbuat apa-apa, apalagi memberi rezki untuk kehidupannya. Hanya dari sisi Allahlah rezki itu diperoleh. Oleh karena itu, seharusnya mereka hanya menyembah Allah dan bersyukur kepada-Nya. Meski demikian, ayat ini juga ditujukan kepada kita umat Islam agar menyembah dan bersyukur kepada Allah.

Intisari ayat ini adalah:
1.  Jika ingin memperoleh rezki, mintalah kepada Allah.
2.  Allah adalah sumber segala rezki (baik itu rezki kesehatan, anak, maupun harta dsb).
3.  Beribadah dan bersyukur adalah keharusan bagi manusia.

Jamaah Sholat Jum’at Mesjid Al Muhajirin yang di Rahmati Allah swt.
Selanjutnya, bagaimana agar kita bisa menjadi orang yang pandai bersykur?!
Baginda Rasul Sholallohu `alaihi wa sallam telah memberikan tuntunan kepada kita, agar menjadi orang yang pandai bersyukur caranya adalah selalu melihat ke bawah dalam masalah harta. Maksudnya, lihatlah orang yang di bawah kita, jangan selalu melihat ke atas (orang kaya dan sukses), nanti menjadi tamak, dan tidak pandai bersyukur. Dari Abu Hurairah Rodiallohu `anhu bahwa Rasulullah Sholallohu `alaihi wa sallam bersabda:

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ (رواه مسلم)

“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kamu dan janganlah kamu melihat orang yang di atasmu. Maka hal itu lebih baik untuk tidak meremehkan nikmat Allah atas kamu.” (HR. Muslim)

Jamaah Sholat Jum’at Mesjid Al Muhajirin yang di Rahmati Allah swt.
Bagaimana cara bersyukur kepada Allah?!
Syukur yang benar ada tiga rukun yang harus dipenuhi, tidak boleh tidak, sebagaimana definisi iman, yaitu:
  1. Dengan hati. Hatinya benar-benar bersyukur kepada Allah, mengakui nikmat itu,  bukan basa-basi.
  2. Dengan lisan. Lisannya memuji Allah, mengucapkan “ألحمد لله”, membicarakan nikmat itu, sebagai wujud pembenaran hati.
  3. Dibuktikan dengan amal perbuatan, yaitu dengan meningkatkan ibadah kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala , menaati Allah dan menjauhi maksiat.

Jadi, orang yang bersyukur kepada Allah, akan giat beribadah. Sebaliknya, orang yang malas beribadah adalah orang yang tidak bersyukur atau kurang syukurnya kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala .

Oleh karena itu, orang yang pandai bersyukur, dan benar-benar bersyukur kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala itu sedikit sekali. Tidak banyak. Begitu yang dikabarkan Allah dalam al-Qur'an:
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
“Dan sedikit saja dari hamba-hamba-Ku yang pandai bersyukur.” (QS. Saba’: 13)

Kita berdo’a kepada Allah, semoga kita termasuk orang-orang yang sedikit itu, yaitu orang-orang yang pandai bersyukur kepada Allah, sehingga menjadi hamba yang taat kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala ,  amin ya Rabbal ‘alamin.

بارك الله لى ولكم فى القرأن العظيم، ونفعنى واياكم بما فيه من الأيات والدكر الحكيم، وتقبل الله منى ومنكم تلاوته انه هو الغفور الرحيم



Khutbah ke dua:

Jamaah Sholat Jum’at Mesjid Al Muhajirin yang di Rahmati Allah swt.
Pada khutbah kedua ini kami ingin mengingatkan sekali lagi untuk senantiasa menjadi orang yang pandai bersyukur, bukan menjadi orang yang kufur. Karena Allah membagi manusia menjadi dua; syukur dan kufur. Yang paling dimurkai Allah adalah kekufuran dan orang-orang kafir. Sedangkan yang paling dicintai Allah adalah kesyukuran dan orang-orang yang pandai bersyukur. Allah berfirman:
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
"Sungguh telah Kami tunjukkan kepadanya jalan itu. Adakalanya ia bersyukur dan adakalanya ia kufur." (QS. Al-Insan: 3)

Dan tatkala iblis mengerti nilai syukur, bahwa ia merupakan maqam tertinggi dan termulia, maka iblispun mencanangkan tujuan akhirnya adalah mengusahakan terputusnya manusia dari bersyukur. Allah menjelaskan tentang tekad iblis:

ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

"Lalu aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari samping kanan, dan dari samping kiri. Sehingga Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka pada bersyukur." (QS. Al-A'raf: 17)

Ya Allah, tolonglah kami agar selalu ingat kepada-Mu, mensyukuri-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu. Amin Ya Mujibassa'ilin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar