Khutbah
Pertama
Jamaah
Sholat Jum’at Mesjid Al Muhajirin yang di Rahmati Allah swt.
Marilah kita
meningkatkan taqwa dan rasa syukur kita kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala ,
agar hidup kita bisa tenang, tenteram, dan bahagia lahir – batin. Karena dengan
hati yang “syukur”, hati menjadi tenang, tidak tamak, dan tidak serakah,
sehingga hidup kita diliputi ketenangan, tidak diperbudak oleh harta dunia dan
hawa nafsu.
Jamaah
Sholat Jum’at Mesjid Al Muhajirin yang di Rahmati Allah swt.
Syukur
adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah, yaitu ibadah yang bersifat
qalbiyah (hati). Sebab syukur adalah perintah Allah. Banyak ayat al-Qur’an yang
memerintahkan dan mewajibkan kita untuk selalu mensyukuri nikmat-nikmat Allah
yang telah diberikan kepada kita. Dan buah dari syukur itu luar biasa,
diantaranya adalah ditambahinya nikmat oleh Allah Subhanaahu wa Ta`ala .
Salah satu
ayat yang sangat populer karena seringnya kita ucapkan dan kita dengar adalah:
وَإِذْ
تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ
عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan
ingatlah ketika Tuhanmu memberitahukan, jika kalian bersyukur niscaya Aku akan
tambah (nikmat itu) bagi kalian, dan jika kalian kufur, maka sesungguhnya siksa
Ku amat pedih.” (QS.
Ibrahim: 7)
Dalam ayat
ini Allah Subhanaahu wa Ta`ala menjadikan tambahan (nikmat) bergantung kepada
kesyukuran. Ibnu Abu Dunya meriwayatkan, kepada seorang laki-laki dari Hamadzan
Ali bin Abi Thalib Rodiallohu `anhu berkata, "Sesungguhnya nikmat itu
berhubungan dengan syukur. Sedangkan syukur berkaitan dengan mazid
(penambahan nikmat). Keduanya tidak bisa dipisahkan. Maka mazid dari
Allah tidak akan terputus sampai terputusnya syukur dari hamba."
Ternyata
ayat tadi begitu agung maknanya, mudah kita ucapkan, tetapi sulit kita amalkan.
Di ayat lain Allah Subhanaahu wa Ta`ala berfirman:
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ
يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى
تُؤْفَكُونَ
“Hai manusia,
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat
memberikan rezki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?!” (QS. Fathir: 3)
Dalam ayat
tersebut, Allah menyuruh umat manusia untuk merenung dan memperhatikan betapa
banyak nikmat Allah untuk manusia, baik yang berada di langit maupun yang
berada di bumi. Di mana nikmat-nikmat Allah itu kalau mau kita hitung semuanya,
niscaya tidak akan mampu menghitungnya. Dan semua itu diberikan untuk
kepentingan umat manusia.
Oleh karena
itu, tidak layak bagi manusia untuk tidak menyembah Allah, dan tidak layak pula
menyekutukan-Nya. Karena hanya Allah-lah yang mampu memberi rezki.
Jamaah Sholat Jum’at Mesjid Al Muhajirin yang di Rahmati Allah swt.
Setiap kali
Allah menuntut manusia untuk menyembah-Nya, Allah selalu mengingatkan dengan
“Rububiyah”-Nya, seperti firman-Nya:
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai
manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 21)
- Ketika Allah menyuruh manusia untuk menyembah-Nya, Ia mengingatkan manusia akan kejadian dirinya. (sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu)
- Ketika Ia memerintahkan manusia supaya bersyukur, maka manusia diingatkan kepada Yang memberi rezki.
Allah
berfirman:
إِنَّمَا
تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِينَ
تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا
عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِتُرْجَعُونَ
“Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu, tidak mampu
memberikan rezki kepadamu; maka mintalah (cari) rezki itu di sisi Allah, dan
sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan
dikembalikan.” (QS.
Al-Ankabut: 17)
Padaawal
ayat ini menceritakan umat Nabi Ibrahim u yang tidak mau menyembah Allah,
bahkan mereka menyembah patung-patung yang mereka buat sendiri. Allah
menjelaskan bahwa patung-patung atau lainnya yang mereka sembah selain
diri-Nya, tidak dapat berbuat apa-apa, apalagi memberi rezki untuk
kehidupannya. Hanya dari sisi Allahlah rezki itu diperoleh. Oleh karena itu,
seharusnya mereka hanya menyembah Allah dan bersyukur kepada-Nya. Meski
demikian, ayat ini juga ditujukan kepada kita umat Islam agar menyembah dan
bersyukur kepada Allah.
Intisari
ayat ini adalah:
1. Jika
ingin memperoleh rezki, mintalah kepada Allah.
2. Allah
adalah sumber segala rezki (baik itu rezki kesehatan, anak, maupun harta dsb).
3. Beribadah
dan bersyukur adalah keharusan bagi manusia.
Jamaah
Sholat Jum’at Mesjid Al Muhajirin yang di Rahmati Allah swt.
Selanjutnya,
bagaimana agar kita bisa menjadi orang yang pandai bersykur?!
Baginda
Rasul Sholallohu `alaihi wa sallam telah memberikan tuntunan kepada kita, agar
menjadi orang yang pandai bersyukur caranya adalah selalu melihat ke bawah
dalam masalah harta. Maksudnya, lihatlah orang yang di bawah kita, jangan
selalu melihat ke atas (orang kaya dan sukses), nanti menjadi tamak, dan tidak
pandai bersyukur. Dari Abu Hurairah Rodiallohu `anhu bahwa Rasulullah
Sholallohu `alaihi wa sallam bersabda:
انْظُرُوا
إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ
أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ (رواه مسلم)
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kamu dan
janganlah kamu melihat orang yang di atasmu. Maka hal itu lebih baik untuk
tidak meremehkan nikmat Allah atas kamu.” (HR. Muslim)
Jamaah
Sholat Jum’at Mesjid Al Muhajirin yang di Rahmati Allah swt.
Bagaimana
cara bersyukur kepada Allah?!
Syukur yang
benar ada tiga rukun yang harus dipenuhi, tidak boleh tidak, sebagaimana
definisi iman, yaitu:
- Dengan hati. Hatinya benar-benar bersyukur kepada Allah, mengakui nikmat itu, bukan basa-basi.
- Dengan lisan. Lisannya memuji Allah, mengucapkan “ألحمد لله”, membicarakan nikmat itu, sebagai wujud pembenaran hati.
- Dibuktikan dengan amal perbuatan, yaitu dengan meningkatkan ibadah kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala , menaati Allah dan menjauhi maksiat.
Jadi, orang
yang bersyukur kepada Allah, akan giat beribadah. Sebaliknya, orang yang malas
beribadah adalah orang yang tidak bersyukur atau kurang syukurnya kepada Allah
Subhanaahu wa Ta`ala .
Oleh karena
itu, orang yang pandai bersyukur, dan benar-benar bersyukur kepada Allah
Subhanaahu wa Ta`ala itu sedikit sekali. Tidak banyak. Begitu yang dikabarkan
Allah dalam al-Qur'an:
وَقَلِيلٌ
مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
“Dan sedikit
saja dari hamba-hamba-Ku yang pandai bersyukur.” (QS. Saba’: 13)
Kita berdo’a
kepada Allah, semoga kita termasuk orang-orang yang sedikit itu, yaitu
orang-orang yang pandai bersyukur kepada Allah, sehingga menjadi hamba yang
taat kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala , amin ya Rabbal ‘alamin.
بارك الله لى
ولكم فى القرأن العظيم، ونفعنى واياكم بما فيه من الأيات والدكر الحكيم، وتقبل
الله منى ومنكم تلاوته انه هو الغفور الرحيم
Khutbah ke
dua:
Jamaah
Sholat Jum’at Mesjid Al Muhajirin yang di Rahmati Allah swt.
Pada khutbah
kedua ini kami ingin mengingatkan sekali lagi untuk senantiasa menjadi orang
yang pandai bersyukur, bukan menjadi orang yang kufur. Karena Allah membagi
manusia menjadi dua; syukur dan kufur. Yang paling dimurkai Allah adalah
kekufuran dan orang-orang kafir. Sedangkan yang paling dicintai Allah adalah
kesyukuran dan orang-orang yang pandai bersyukur. Allah berfirman:
إِنَّا
هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
"Sungguh
telah Kami tunjukkan kepadanya jalan itu. Adakalanya ia bersyukur dan
adakalanya ia kufur." (QS. Al-Insan: 3)
Dan tatkala
iblis mengerti nilai syukur, bahwa ia merupakan maqam tertinggi dan termulia,
maka iblispun mencanangkan tujuan akhirnya adalah mengusahakan terputusnya
manusia dari bersyukur. Allah menjelaskan tentang tekad iblis:
ثُمَّ
لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ
وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
"Lalu aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang,
dari samping kanan, dan dari samping kiri. Sehingga Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka pada bersyukur." (QS. Al-A'raf: 17)
Ya Allah,
tolonglah kami agar selalu ingat kepada-Mu, mensyukuri-Mu, dan beribadah dengan
baik kepada-Mu. Amin Ya Mujibassa'ilin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar