Translate

Sabtu, 22 Desember 2012

DATANGNYA MALAM TAHUN BARU


Dengan Judul  : Datangnya malam Tahun Baru
Disampaikan oleh Bapak Ust. M.Muhaemin S.Ag

Jemaah kuliah subuh yang dirahmati oleh Allah swt,
Alhamdulillah, pada kesempatan subuh yang berbahagia ini kita di awal tahun 2012  Allah swt memberikan nikmat pada kita kekuatan iman, kekuatan islam, masih melimpahkan kepada kita nikmat sehat dan nikmat kesempatan sehingga pada dini hari ini yang mungkin tadi malam tidak sedikit umat islam yang  boleh dikatakan mereka terpeleset, mereka terlalaikan bahkan mungkin tidak sedikit pada dini hari ini umat islam yang masih terlelap dalam tidurnya setelah semalaman mereka asik memeriahkan menyambut datangnya malam tahun baru.
Namun alhamdulillah kita pada pagi hari ini menjadi manusia-manusia yang dipilih oleh Allah untuk mau hadir dan mau duduk bersama didalam mesjid ini, maka dalam kesempatan yang berbahagia ini saya mencoba mengangkat firman Allah yang termaktub dalam surat  ke 17 Al-Israa’ ayat 81 dan 82, yang mana dua ayat ini merupakan dua ayat yang sudah sangat populer ditelinga kita, kita sering membacanya kita sering mendengarnya namun tidak sedikit umat islampun boleh dikatakan kurang tepat didalam memahami dan mensikapi  nilai-nilai yang terkandung didalam kedua ayat tersebut,  sehingga akibat pemahaman yang kurang tepat tadi umat islam boleh dikatakan tidak mampu untuk meraih kabar gembira yang Allah sampaikan didalam kedua ayat tadi, didalam ayat tersebut Allah berfirman :
Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.
Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.
Kalau kita mencoba menengok  sedikit kepada sejarah perjalanan rosululloh dan para sohabatnya, kapan ayat tersebut rossululloh bacakan dalam peristiwa apa ayat tersebut rossululloh sampaikan dan bagaimana Allah menurunkan ayat tersebut atau seberapa jauh perjalanan yang dilaksanakan oleh rossullulloh dan para sohabatnya untuk meraih kabar gembira yang Allah sampaikan didalam ayat tersebut,  ayat ini merupakan surat makiyah yang disampaikan oleh rossululloh setelah rossululloh dan umat islam meraih kemenangan dalam sebuah peristiwa yang kita kenal dengan fakul mekah, yaitu ketika umat islam dan rossululloh mampu untuk menundukan dan mentaklukan kota mekah,  dengan kemenangan yang sangat gemilang dengan kemenangan yang begitu besar bahkan boleh dikatakan orang-orang musrikin kurais orang-orang kafir yang ada di kota mekah pada waktu itu mereka tidak mampu berbuat apa-apa namun kitapun harus ingat bahwa kemenangan yang didapat dan diraih oleh rossululloh dan para sohabatnya pada saat itu melalui proses perjuangan yang sangat panjang, boleh dikatakan rossululloh ingin mendapatkan kabar gembira yang disampaikan dalam ayat tersebut, itu beliau dengan para sohabatnya berjuang selama 23 tahun atau kalau kita melihat yang sangat inten perjuangan yang dilakukan rossululloh pada saat itu minimal 10 tahun persiapan-persiapan yang ditempuh oleh rossululloh untuk meraih kabar gembira yang Allah sampaikan di dalam ayat tadi, selama 10 tahun beliau berada di madinah atau selama 23 tahun ketika fakul mekiah dan fakul madaniah tsb, rossululloh betul-betul menggembleng para sohabat siang dan malam rossululloh betul-betul membina dan mendidik para sohabat sohabatnya, baik itu pembinaan kepada mental ataupun pembinaan kepada pisik baik itu pembinaan jasmani maupun pembinaan rohani terlebih-lebih pembinaan rohani.
Maka dengan pembinaan yang begitu inten dengan pembinaan yang begitu hebat dan tanggapan serta antusias para sohabat terhadap apa yang disampaikan rossululloh itu begitu tinggi, maka pada saat itu lahirlah manusia-manusia yang memiliki karakter baja, lahirlah manusia-manusia yang mempunyai keberanian yang tinggi, lahirlah manusia-manusia yang memiliki sikap yang jelas, lahirlah manusia-manusia yang mapu membela islam mereka mau berkorban untuk islam ini bukan hanya dengan tenaganya bukan hanya dengan pikirannya bukan hanya dengan ilmunya tapi mereka siap untuk membela islam ini dengan harta sekaligus dengan darah mereka lahirlah pada saat itu manusia-manusia yng disebut singa-singa allah singa-singa padang pasir pedang-pedang allah, lahirlah manusia-manusia yang lebih mencintai mati dengan syarat matinya mati suhada ketimbang mereka harus hidup menjadi manusia yang terhina, dengan adanya penggemblengan yang begitu hebat dan begitu panjang maka pada saat mafhul mekah rossululloh dan para sohabatnya pada waktu itu mengerahkan pasukan yang begitu besar yang kalau kita lihat dalam sejarah itu tercatat kurang lebih 10.000 pasukan sampai-sampai pada saat berkemah pada suatu malam disuatu tempat orang-orang kurais termasuk abu sofyan pada waktu itu menyaksikan nyala api yang dinyalakan oleh pasukan rossulullohy mereka merasa gentar mereka merasa takut belum pernah ada pasukan yang sehebat ini dan pasukan sebesar ini maka pada waktu itu boleh dikatakan orang-orang musrikin kurais takluk pada rossululloh dan kaum muslimin tanpa melalui peperangan yang berarti atau umat islam pada waktu itu umat islam mampu mengalahkan menguasai kota mekah tanpa melalui peperangan peperangan yang berarti boleh dikatakan menyerah tanpa peperangan, pada saat itu rossululloh berkata siapa yang masuk abu sofyan aman, siapa yang menutup rumahnya rapat-rapat mengunci rumahnya amman siapa yang masuk masjidil harom aman, pada saat itu orang2 musrikin kurais betul-betul tidak berkutik betul-betul tidak mampu untuk membendung serangan pasukan rossululloh pasukan kaum muslimin, maka setelah betul2 kota mekah itu takluk setelah umat islam berhasil meraih kembali kota mereka karena itu merupakan kota rossulullloh pada awalnya barulah disitu rossululloh menyampaikan wahyu :
Telah datang kemenangan telah tampak yang hak yang benar  dan telah sirna kebatilan  dan sesungguhnya kebatilan itu pasti akan hancur, kesatu ketika mereka ingin meraih kemenangan tersebut dalam perjalanan waktu 23 tahun  atau 10 tahun katakanlah ketika mereka berada di Madinah itu bukan sedikit ujian, cobaan , kesulitan2 yang mereka hadapi, tidak sedikit dan tidak jarang mereka itu mendapatkan penderitaan, tidak sedikit harta yang telah mereka korbankan, tidak sedikit tenaga yang mereka sumbangkan, tidak sedikit diantara mereka yang telah mengorbankan nyawanya, bahkan Rossululloh dan para sahabat yang telah berjuang begitu keras kita mungkin pernah mendengar kisah perang uhud yang pertama, Rossululloh dan kaum muslimin mereka sudah berjuang begitu keras, telah melakukan persiapan dengan begitu hebat, tetapi karena ada pelanggaran sedikit disitu maka Rossululloh dan kaum muslimin dalam perang uhud tidak mampu untuk meraih kemenangan padahal mereka sudah berjuang mati2an, disinilah berlaku yang namanya sunatulloh disinilah berlaku hukum itu musabab karena sebab, kalau Rossulluloh dan para sahabat pada waktu itu yang telah mengadakan persiapan yang begitu matang, sudah melakukan perjuangan yang begitu hebat dan mereka itu betul2 memperjuangkan islam ini mampu dikalahkan oleh orang-orang kafir, lantas dengan kita bagaimana ? kita yang boleh dikatakan sangat jauh persiapan perjuangan dan pengorbanan kita yang kita lakukan pada saat ini sangat jauh kalau dibandingkan dengan mereka, persiapan yang kita lakukan baik persiapan fisik maupun mental, persiapan jasmani ataupun rohani, sangat jauh bila dibandingkan dengan Rossululloh dan para sahabatnya maka tentunya harapan kita, keinginan kita, untuk meraih yang namanya kemenangan untuk membuktikan bahwa yang haq itu akan muncul dan akan jaya dan kebatilan itu akan sirna, boleh dikatakan itu sebuah harapan yang tinggal harapan, sejauhmana kita telah melakukan dan sejauhmana kita mempersiapkan diri untuk meraih kemenangan itu sejauhmana kita berkorban untuk menjadikan islam ini paling tinggi paling mulia dimata manusia termasuk dimata Allah, maka sejauh itu pula kita akan mendapatkan kemenangan, minimal bagi kita umat islam kalau kita tidak mampu melaksanakan apa yang telah dilakukan para sohabat dan rosululloh pada saat itu mereka mampu berkorban dengan hartanya, dengan jiwanya dan dengan tenaganya dengan pemikiran minimal kita umat islam ini mampu memperjuangkan islam ini dengan tahap yang paling rendah, katakanlah dengan tingkatan-tingkatan yang tidak memerlukan modal yang besar ya minimal kita ini menjaga sholat kita, kita ini minimal menjaga uhuwah kita.
Kemudian yang kedua : didalam ayat 82 disitu Alloh mengatakan bahwa alquran itu merupakan syifau warohmah merupakan obat penawar sekaligus merupakan rahmat, akhir-akhir ini kita mendapatkan sebuah pemahaman diantara sebagian umat islam, yang boleh dikatakan pemahaman tersebut kurang tepat, mereka lebih memahami bahwa yang dimaksud dalam alquran sebagai syifaun ataupun obat penawar disitu, dalam arti obat penawar penyakit-penyakit yang bersifat fisik, sehingga dengan adanya pemahaman tersebut pesan-pesan yang terkandung di dalam alquran kabar gembira yang terkandung didalam ayat tersebut tidak mampu kita kaji, padahal kalau kita kembali menengok kepada syira apa sebetulnya hakikat yang terkandung di dibalik ayat tersebut apa rahasia sesungguhnya yang terkandung di dibalik ayat tersebut bagaimana alquran ini menjadi obat penawar, bagaimana alquran ini menjadi rakhmat, kalau kita perhatikan kepada Rosululloh dan para sahabatnya bagaimana mereka pada saat itu mengobati manusia-manusia yang sakit bathinnya, manusia-manusia yang sakit rokhinynya.
Kita lihat bagaimana Rosululloh betul-betul menda’wahkan, betul-betul melaksanakan ayat ini, betul-betul mengobati manusia-manusia yang sakit pada saat itu apakah itu sakit akidahnya, apakah itu ibadahnya, apakah itu sakit akhlaknya, namun kenyataan yang kita lihat sekarang mereka kurang tepat didalam memahami ayat tersebut, sehingga mereka menjadikan ayat-ayat alquran tersebut merupakan obat yang yang bersifat fisik, memang betul alquran bisa mengobati fisik manusia, ini kalau kita kaitkan dengan hadis Rosululloh di dalam diri manusia itu ada segumpal daging apabila segumpal daging itu sehat, maka akan sehatlah seluruh tubuhnya, tetapi alquran bisa mengobati penyakit fisik manusia itu dengan cara dibaca, dengan cara dipelajari, dengan cara dikaji, dengan cara ditelaah, sehingga dengan adanya kajian-kajian tersebut umat islam memahami pesan-pesan di dalam alquran, dengan memahami pesan-pesan didalam alquran maka munculah ketenangan jiwa, dengan adanya ketenangan jiwa maka otomatis pompa jantung akan lancar denyut nadi akan lancar dengan darahpun akan lancar dan akan menimbulkan sehat, tetapi secara lebih yang dimaksud obat penawar disitu adalah untuk mengobati penyakit bathin, sehingga Rosululloh mengirimkan surat kepada raja-raja, raja-raja yang sakit bathinya kita lihat Rosululloh mengirimkan surat kepada raja persia, penguasa raja romawi, pengusa raja majusi dan pada umat masnusia pada saat itu, sehingga betul-betul dengan apa yang dilakukan oleh Rosululloh baik pada waktu itu ada yang menolak atau ada yang menerima,  maka bagi yang menerima alquran ini merupakan obat namun kalau kita perhatikan sekarang ini atau akhir-akhir ini banyak umat islam yang didalam menerapkan ayat-ayat ini katakanlah mereka menjadikan ayat-ayat alquran itu dijadikan sebagai isim, atau katakanlah mereka menjadikan ayat-ayat alquran mereka tulis dalam secarik kertas kemudian mereka masukan kedalam gelas kemudian airnya mereka minum, bahkan yang lebih parah lagi tidak sedikit umat islam yang membakar ayat-ayat alquran kemudian dijadikan kopi dan diminum, padahal alquran bisa menjadi obat penawar alquran bisa menjadi rohmat manakala alquran itu kita kaji kita pahami kita pelajari kemudian pesan-pesan dalam alquar itu kita buktikan dan kita amalkan, maka oleh karena itu supaya kita mampu meraih mendapatkan kabar gembira yang Allah sampaikan didalam ayat tadi bahwa kemenangan itu akan tetap jaya dan kebatilan itu akan sirna, bahwa alquran itu akan menjadi obat penawar sekaligus rohmat bagi kita maka hendaklah kita mengikuti apa yang dicontohkan oleh rosululloh dan para sohabatnya sehingga betul-betul pesan-pesan Alloh sampaikan sesuai ayat tadi mengenai sasaran kepada diri kita sebagai umat islam, nah mudah-mudahan yang saya sampaikan dalam kuliah subuh ini ada guna dan manfaatnya untuk kita kurang dan lebihnya kami mohon maaf.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ  
Wasalamualaikum warohmatulohi wabarokatuh........................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar